Teladan Cinta Rasulullah
Bang Doel Soembang pernah nyanyi begini, “Cinta itu anugerah, maka
berbahagialah. Sebab kita sengsara, bila tak punya cinta”. Nggak mengada-
ngada tentunya. Cinta memang penuh makna. Dan bisa memberikan kesenangan
kepada yang mendapatkannya. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkomentar
tentang cinta, “Cinta itu bisa mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran,
mendorong untuk berpakaian yang rapi, makan yang baik-baik, memelihara
akhlak yang mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian,
memperhatikan pergaulan yang baik, menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta
juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shalih dan cobaan bagi ahli
ibadah.”
Sobat muda muslim, jangan salah bahwa cinta bisa berarti sangat luas. Nggak
sebatas hubungan antara pria dan wanita saja. Seperti yang udah dijelaskan
di awal tulisan ini. Cinta, bisa berarti hubungan antara anak dan ortu yang
full kasih sayang. Bisa juga berarti saling mencintai dan menyayangi dengan
teman, bisa juga saling menumbuhkan rasa cinta di antara saudara, dan lain
sebagainya. Pokoknya luas deh, termasuk cinta kita kepada harta, jabatan,
tempat tinggal, kendaaraan, dan yang utama cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah saw. bahkan memberikan teladan bagus kepada kita bagaimana
mencintai orang lain dengan tidak pandang bulu. Siapa pun ia, Rasulullah
memberikan perhatian, kepedulian, dan tentu cintanya. Ada kisah menarik
yang bisa kita simak. Diriwayatkan Abu Hurayrah (Nailul Awthar, 4:
90): “Ada seorang perempuan hitam yang pekerjaannya menyapu masjid. Pada
suatu hari, Nabi saw. tidak menemukan perempuan itu. Nabi saw. menanyakan
ihwalnya. Para sahabat mengatakan bahwa ia telah mati. Ketika Nabi menegur
mereka kenapa tidak diberitahu, para sahabat mengatakan bahwa perempuan itu
hanya orang kecil saja. Kata Nabi saw., “Tunjukkan aku kuburannya.” Di atas
kuburan itu Nabi melakukan shalat untuknya.”
Subhanallahu, sungguh mulia sekali Nabi kita. Ia memberikan teladan yang
amat bagus bagi hidup kita. Dalam kesehariannya, Rasul sangat menghormati
para sahabatnya. Ambil contoh, suatu hari Abdullah al-Banjaliy tidak
kebagian tempat duduk saat menghadiri majlis Rasulullah. Mengetahui hal
itu, Rasul lalu mencopot gamisnya dan mempersilakan sahabatnya itu untuk
duduk. Tapi Abdullah al-Banjaliy tidak mendudukinya, malah mencium baju
Rasulullah dengan air mata yang berlinang, “Ya Rasulullah, semoga Allah
memuliakanmu, sebagaimana Anda telah memuliakanku,” komentar Abdullah.
Hmm.. kira-kita kita begitu nggak sama teman kita? Kadang, di antara kita
suka ada yang merasa sok sibuk mikirin ummat, sampe-sampe lupa untuk
sekadar menyapa kepada teman kita, “Apa kabar?” Padahal, hal ‘sepele’ itu
bisa menumbuhkan kecintaan juga lho. Bener. Jangan dikira kagak ada
efeknya. Pengaruhnya besar lho. Sebab, kepedulian akan menumbuhkan rasa
cinta, dan itu bisa menjadi jalan bagi seseorang untuk bisa menikmati hidup
dengan tenang dalam sebuah kebersamaan yang penuh kasih sayang. Nggak
percaya? Cobalah kamu lakukan. Siapa tahu kepedulian kamu akan bisa membuat
temanmu merasa bahagia. Ditanggung antimanyun deh. Suer.
Itu semua karena cinta sodara-sodara. Sungguh, berbahagialah orang yang
memiliki cinta dan memberikannya kepada orang lain. Bahkan bila perlu
korbankan segala yang kita miliki dan cintai. Sekali lagi, berbahagialah
mereka yang memiliki cinta.
Sumber:
Cetak halaman ini
berbahagialah. Sebab kita sengsara, bila tak punya cinta”. Nggak mengada-
ngada tentunya. Cinta memang penuh makna. Dan bisa memberikan kesenangan
kepada yang mendapatkannya. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkomentar
tentang cinta, “Cinta itu bisa mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran,
mendorong untuk berpakaian yang rapi, makan yang baik-baik, memelihara
akhlak yang mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wewangian,
memperhatikan pergaulan yang baik, menjaga adab dan kepribadian. Tapi cinta
juga merupakan ujian bagi orang-orang yang shalih dan cobaan bagi ahli
ibadah.”
Sobat muda muslim, jangan salah bahwa cinta bisa berarti sangat luas. Nggak
sebatas hubungan antara pria dan wanita saja. Seperti yang udah dijelaskan
di awal tulisan ini. Cinta, bisa berarti hubungan antara anak dan ortu yang
full kasih sayang. Bisa juga berarti saling mencintai dan menyayangi dengan
teman, bisa juga saling menumbuhkan rasa cinta di antara saudara, dan lain
sebagainya. Pokoknya luas deh, termasuk cinta kita kepada harta, jabatan,
tempat tinggal, kendaaraan, dan yang utama cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah saw. bahkan memberikan teladan bagus kepada kita bagaimana
mencintai orang lain dengan tidak pandang bulu. Siapa pun ia, Rasulullah
memberikan perhatian, kepedulian, dan tentu cintanya. Ada kisah menarik
yang bisa kita simak. Diriwayatkan Abu Hurayrah (Nailul Awthar, 4:
90): “Ada seorang perempuan hitam yang pekerjaannya menyapu masjid. Pada
suatu hari, Nabi saw. tidak menemukan perempuan itu. Nabi saw. menanyakan
ihwalnya. Para sahabat mengatakan bahwa ia telah mati. Ketika Nabi menegur
mereka kenapa tidak diberitahu, para sahabat mengatakan bahwa perempuan itu
hanya orang kecil saja. Kata Nabi saw., “Tunjukkan aku kuburannya.” Di atas
kuburan itu Nabi melakukan shalat untuknya.”
Subhanallahu, sungguh mulia sekali Nabi kita. Ia memberikan teladan yang
amat bagus bagi hidup kita. Dalam kesehariannya, Rasul sangat menghormati
para sahabatnya. Ambil contoh, suatu hari Abdullah al-Banjaliy tidak
kebagian tempat duduk saat menghadiri majlis Rasulullah. Mengetahui hal
itu, Rasul lalu mencopot gamisnya dan mempersilakan sahabatnya itu untuk
duduk. Tapi Abdullah al-Banjaliy tidak mendudukinya, malah mencium baju
Rasulullah dengan air mata yang berlinang, “Ya Rasulullah, semoga Allah
memuliakanmu, sebagaimana Anda telah memuliakanku,” komentar Abdullah.
Hmm.. kira-kita kita begitu nggak sama teman kita? Kadang, di antara kita
suka ada yang merasa sok sibuk mikirin ummat, sampe-sampe lupa untuk
sekadar menyapa kepada teman kita, “Apa kabar?” Padahal, hal ‘sepele’ itu
bisa menumbuhkan kecintaan juga lho. Bener. Jangan dikira kagak ada
efeknya. Pengaruhnya besar lho. Sebab, kepedulian akan menumbuhkan rasa
cinta, dan itu bisa menjadi jalan bagi seseorang untuk bisa menikmati hidup
dengan tenang dalam sebuah kebersamaan yang penuh kasih sayang. Nggak
percaya? Cobalah kamu lakukan. Siapa tahu kepedulian kamu akan bisa membuat
temanmu merasa bahagia. Ditanggung antimanyun deh. Suer.
Itu semua karena cinta sodara-sodara. Sungguh, berbahagialah orang yang
memiliki cinta dan memberikannya kepada orang lain. Bahkan bila perlu
korbankan segala yang kita miliki dan cintai. Sekali lagi, berbahagialah
mereka yang memiliki cinta.
Sumber:
Catatan Ustadz Revolusi Cinta: Teladan Cinta Rasulullah
Labels: Mahabbatullah
