...... Surat untuk Pengemban Dakwah
Para pengemban dakwah, sungguh saya terkagum dengan apa yang Anda lakukan. Begitu banyak orang yang menginfakkan harta, namun Anda tidak hanya berinfak materi. Lebih dari itu, Anda telah mewakafkan diri Anda di jalan Allah. Suatu jalan dimana banyak orang tak melihatnya secara kasat. Jalan yang tak terlihat namun Anda mengejewantahkannya dengan segenap yakin. Anda mewujud dimana Anda melihat dengan penglihatan-Nya, dan berbicara dengan bicara-Nya.
Dengan ini pula, Anda membuat para sahabat merasa iri dengan apa yang Anda lakukan. Anda mendapat pahala yang berkali lipat dari kedudukan mereka. Betapa tidak, wahai penyeru agama,.... Sekalipun Anda jauh dari Rasulullah, Anda tetap memegang sunnah beliau seumpama Anda mempertahankan nyawa. Bukan main wahai saudaraku, Rasul pun memuji Anda dalam majelisnya.
Beliau SAW bersabda: ”Beruntunglah orang-orang yang melihat aku dan beriman kepadaku (beliau menyebutnya satu kali). Dan beruntunglah orang-orang yang tidak melihatku, tetapi beriman kepadaku (beliau menyebutnya tujuh kali)”
Ya, beginilah galaksi perjuangan para pengemban dakwah yang dicemburui orang-orang terdahulu. Anda rela menjadi terasing diantara jutaan sesak umat manusia di dunia. Anda telah memilih jalan keterasingan yang dirahmati sekalipun harus menggenggam bara api. Keterasingan Anda tak menghalangi jiwa Anda untuk melakukan kebaikan demi kebaikan. Rasulullah bersabda: ” Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing seperti semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing. Siapakah orang-orang yang asing itu? Yakni orang-orang yang melakukan perbaikan pada saat manusia umumnya rusak”
Betapa membanggakannya usaha perniagaan Anda. Berjual beli di hadapan Allah, dimana tak satu pun janji yang Allah ingkari. Anda telah menukar jiwa Anda dengan sesuatu yang belum ada bandingan-Nya yakni illyin dalam genggaman-Nya. Dari jual beli tersebut, dengan segenap pengabdian, Anda menghabiskan sisa umur untuk perbaikan umat manusia. Andalah ’orang besar’ sekalipun terlihat kecil dalam kacamata duniawi.
Anda telah menjadi ’orang yang besar’ justru tatkala Anda memandang dunia ini kecil. Betapa kecilnya.
Amat sangat. Hal itu tiada lain karena Anda memiliki sesuatu yang besar dalam jiwa Anda. Anda telah memayungi ubun-ubun Anda dengan kekuatan iman yang tasdiqul jazm kepada Allah. Anda memiliki Allah Yang Maha Besar dalam bait dan spasi kehidupan Anda. Telah Anda dedikasikan kekuatan ruh itu hingga titik penghabisan dan nafas Anda yang terakhir. Bagi Anda, Allah Yang Maha Besar merupakan poros dalam dinamika hidup ini. Sehingga banyak hal rumit kian mengerucut. Seumpama kerumitan itu hanya berupa partikel-partikel yang ber-tawwaf. Kerumitan yang membuat lisan Anda basah dengan dzikir dan semakin membuat diri Anda dekat kepada-Nya.
Teruntuk Anda yang dulunya sempat terseok dalam kebatilan, namun kini telah memilih jalan dakwah ini sebagai muara: Selamat wahai saudaraku!!! Ini menjadi pilihan yang amat genting. Anda memilih sebuah peran penting dan dimuliakan. Sebuah peran yang memiliki banyak tantangan dan ghonimah dalam pangkuan Sang Ilahi Rabbi. Peganglah selalu komitmen Anda dengan segenap kesadaran dan keikhlasan. Tidakkah ini juga mengingatkan kita pada kegagahan Sayyidina Ali ketika bersyahadat di usia yang belia dan istiqomah bersama kutlah Rasulullah. Allahu Akbar ! Semoga Allah mempertemukan kita dengan beliau dan para pejuang sejati yang telah berkorban dengan darah, keringat dan air mata.
Wahai Saudaraku, para pengemban dakwah... bersabarlah, bersabarlah dan bersabarlah. Allah akan mengeluarkan kita dari gelap menuju cahaya. Allah tiada cacat dalam memenuhi janji-Nya. Maka saksikanlah wahai umat manusia... Allah akan menjawab segala apa yang Dia kabarkan.
”Dan katakanlah: kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap. Sesungguhnya kebatilan itu pasti akan lenyap” (TQS. Al Isra’:81)
*Saudaramu: Dian Hasibuan Cetak halaman ini
Dengan ini pula, Anda membuat para sahabat merasa iri dengan apa yang Anda lakukan. Anda mendapat pahala yang berkali lipat dari kedudukan mereka. Betapa tidak, wahai penyeru agama,.... Sekalipun Anda jauh dari Rasulullah, Anda tetap memegang sunnah beliau seumpama Anda mempertahankan nyawa. Bukan main wahai saudaraku, Rasul pun memuji Anda dalam majelisnya.
Beliau SAW bersabda: ”Beruntunglah orang-orang yang melihat aku dan beriman kepadaku (beliau menyebutnya satu kali). Dan beruntunglah orang-orang yang tidak melihatku, tetapi beriman kepadaku (beliau menyebutnya tujuh kali)”
Ya, beginilah galaksi perjuangan para pengemban dakwah yang dicemburui orang-orang terdahulu. Anda rela menjadi terasing diantara jutaan sesak umat manusia di dunia. Anda telah memilih jalan keterasingan yang dirahmati sekalipun harus menggenggam bara api. Keterasingan Anda tak menghalangi jiwa Anda untuk melakukan kebaikan demi kebaikan. Rasulullah bersabda: ” Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali asing seperti semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing. Siapakah orang-orang yang asing itu? Yakni orang-orang yang melakukan perbaikan pada saat manusia umumnya rusak”
Betapa membanggakannya usaha perniagaan Anda. Berjual beli di hadapan Allah, dimana tak satu pun janji yang Allah ingkari. Anda telah menukar jiwa Anda dengan sesuatu yang belum ada bandingan-Nya yakni illyin dalam genggaman-Nya. Dari jual beli tersebut, dengan segenap pengabdian, Anda menghabiskan sisa umur untuk perbaikan umat manusia. Andalah ’orang besar’ sekalipun terlihat kecil dalam kacamata duniawi.
Anda telah menjadi ’orang yang besar’ justru tatkala Anda memandang dunia ini kecil. Betapa kecilnya.
Amat sangat. Hal itu tiada lain karena Anda memiliki sesuatu yang besar dalam jiwa Anda. Anda telah memayungi ubun-ubun Anda dengan kekuatan iman yang tasdiqul jazm kepada Allah. Anda memiliki Allah Yang Maha Besar dalam bait dan spasi kehidupan Anda. Telah Anda dedikasikan kekuatan ruh itu hingga titik penghabisan dan nafas Anda yang terakhir. Bagi Anda, Allah Yang Maha Besar merupakan poros dalam dinamika hidup ini. Sehingga banyak hal rumit kian mengerucut. Seumpama kerumitan itu hanya berupa partikel-partikel yang ber-tawwaf. Kerumitan yang membuat lisan Anda basah dengan dzikir dan semakin membuat diri Anda dekat kepada-Nya.
Teruntuk Anda yang dulunya sempat terseok dalam kebatilan, namun kini telah memilih jalan dakwah ini sebagai muara: Selamat wahai saudaraku!!! Ini menjadi pilihan yang amat genting. Anda memilih sebuah peran penting dan dimuliakan. Sebuah peran yang memiliki banyak tantangan dan ghonimah dalam pangkuan Sang Ilahi Rabbi. Peganglah selalu komitmen Anda dengan segenap kesadaran dan keikhlasan. Tidakkah ini juga mengingatkan kita pada kegagahan Sayyidina Ali ketika bersyahadat di usia yang belia dan istiqomah bersama kutlah Rasulullah. Allahu Akbar ! Semoga Allah mempertemukan kita dengan beliau dan para pejuang sejati yang telah berkorban dengan darah, keringat dan air mata.
Wahai Saudaraku, para pengemban dakwah... bersabarlah, bersabarlah dan bersabarlah. Allah akan mengeluarkan kita dari gelap menuju cahaya. Allah tiada cacat dalam memenuhi janji-Nya. Maka saksikanlah wahai umat manusia... Allah akan menjawab segala apa yang Dia kabarkan.
”Dan katakanlah: kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap. Sesungguhnya kebatilan itu pasti akan lenyap” (TQS. Al Isra’:81)
*Saudaramu: Dian Hasibuan Cetak halaman ini