HTI SEBUT PERSETERUAN POLRI DAN KPK SEBAGAI KEBOBROKAN SISTEM SEKULER
Jakarta, RMOL. Dukungan terhadap pemberantasan korupsi di kalangan aparat penegak hukum terus mengalir.
Dukungan terbaru datang dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang juga menggelar aksi massa serentak di beberapa kota di Indonesia, termasuk di Sumatera Selatan (Sumsel). Di Sumsel, puluhan massa HTI turun ke jalan. Dalam tuntutannya, massa HTI menilai, sistem hukum yang selama ini dijalankan oleh Pemerintah Indonesia merupakan sistem yang sekuler serta banyak celah bagi tindakan korupsi.
"Koruptor di negara ini sudah merajalela, mulai dari pejabat tinggi negara hingga pengurus RT sekalipun sudah terjerat oleh korupsi. Hal ini tak lain karena sistem di Indonesia yang menganut sistem sekuler, sehingga negara hanya tunduk pada pemilik modal. Kebobrokan ini akan terjadi pada sistem dan orang-orangnya. Sehingga solusi dari kami ialah mengganti sistem juga mengganti individu-individunya dengan syariat Islam. Secara konkret, kesejahteraan masyarakat harus ditingkatkan dan hukum mati para koruptor," kata Ketua HTI Sumsel, Mahmud Jumhur, sebagaimana dilansir JPNN (Sabtu, 7/11).
Menurut Jumhur, beberapa langkah menurut syariat Islam yang harus ditempuh untuk memberantas korupsi antara lain penetapan sistem pengajian yang layak, larangan menerima suap dan hadiah, perhitungan kekayan pejabat negara, teladan pemimpin, pemberian hukuman setimpal, dan pengawasan oleh masyarakat. Selain itu, kata Jumhur, HTI menilai perseturuan anta KPK, Kejaksaan dan Polri hanyalah sebuah momentum yang menunjukkan bobroknya sistem sekuler di Indonesia. [yan]
http://www.rakyatmerdeka.co.id/nusantara/2009/11/08/11200/HTI-Sebut-Perserteruan-Polri-dan-KPK-sebagai-Kebobrokan-Sistem-Sekuler
Labels: Berita Dalam Negeri
