Mahasiswa Islam se-Indonesia Siap Ubah Pergerakan Pragmatis ke Ideologis
Pergerakan mahasiswa yang ada selama ini dinilai lebih bersifat pragmatis dan demi kepentingan sesaat. Sikap kritis para aktivisnya seringkali berakhir pada kursi jabatan tertentu. Arah gerak mereka pun banyak yang tak jelas mau kemana. Melihat fenomena ini, sekurang-kurangnya 5000 mahasiswa Islam dari seluruh penjuru nusantara berkumpul menghadiri Kongres Mahasiswa Islam Indonesia (KMII) yang diselenggarakan oleh Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK)pada Ahad (18/10).
Kongres akbar ini memiliki agenda merumuskan kembali visi pergerakan mahasiswa menuju pergerakan ideologis. “Masa ini adalah masa dimana gerakan mahasiswa hanya menjadikan ideologi Islam sebagai perkara hidup dan mati!” papar Mahasiswa Pascasarjana UI Erwin Permana dalam makalahnya.
Erwin melanjutkan, gerakan mahasiswa Islam seharusnya mencontoh gerakan yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabatnya dalam menegakkan sistem Islam di tengah-tengah masyarakat. Ada tiga tahap pergerakan kala itu, yaitu tahap kaderisasi, edukasi pada masyarakat dan implementasi dengan diangkatnya seorang khalifah sebagai pemimpin umat Islam secara keseluruhan.
Sementara itu, mahasiswa dituntut untuk lebih berfikir cermat dalam menyikapi permasalahan yang ada. “Jika mahasiswa melihat kebangkrutan di negeri ini gara-gara korupsi, maka mahasiswa itu kurang kritis,” ujar cendekiawan muslim Dwi Condro Triono. Sesungguhnya akar permasalahan yang ada bukan para koruptor namun pada sistem sekuler yang rusak yang diterapkan di negeri ini, maka tak cukup orangnya yang diganti tapi sistemnya juga harus diganti, tandasnya.
Polisi tidak kooperatif
Acara KMII ini sempat mengalami hambatan dari pihak kepolisian. Seperti diinformasikan oleh panitia, rencana awal kongres akan diadakan di dalam gedung Basket Hall Senayan Jakarta. Namun, dengan alasan yang kurang logis, pihak kepolisian tidak memberikan izinnya. Padahal, Kementeriaan Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) telah memberikan rekomendasi agar semua pihak, termasuk kepolisian, untuk mendukung kelancaran acara kongres.
Menurut sumber dari salah satu panitia, pihak Menegpora sampai melobi Wakapolda Metro Jaya agar dapat memberikan izin acara yang didukung penuh Menegpora Adyaksa Dault ini. Namun pihak kepolisian bergeming.
Akhirnya, panitia terpaksa memutuskan untuk menyelenggarakan acara dengan bentuk “kongres jalanan”. KMII pun digelar di area luar Basket Hall. Walaupun demikian, para peserta nampak tak terpengaruh dengan ketidaknyamanan ini. Mereka mengikuti acara ini dengan antusias dari awal hingga selesai.
Sumpah Mahasiswa
Di akhir kongres, para peserta membacakan Sumpah Mahasiswa berisi kesadaran mengenai bobroknya sistem sekular saat ini beserta komitmen mereka memperjuangkan diterapkannya syariat Islam dalam naungan Khilafah tanpa mengenal lelah. Mereka pun berikrar untuk berjuang dalam bentuk seruan intelektual tanpa kekerasan. Semua itu mereka lakukan atas kesadaran dari konsekuensi keimanan.
Berikut naskah lengkap dari Sumpah Mahasiswa tersebut:
SUMPAH MAHASISWA
18 OKTOBER 2009
Sejak kemerdekaan hingga lebih dari enam dekade, sekulerisme mengatur Indonesia, terlepas dari siapa pun yang berkuasa. Hal yang sama juga terjadi di negeri-negeri muslim lainnya. Sistem sekuler telah menyebabkan rakyat terus menerus hidup dalam berbagai krisis yang tidak berkesudahan. Sampai saat ini fakta kemiskinan, kebodohan, kedzaliman, ketidakadilan, disintegrasi dan berbagai problem lain, termasuk penjajahan dalam segala bentuknya, senantiasa mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya. Sistem sekuler telah mengakibatkan potensi sumberdaya alam dan kekayaan mineral yang sangat melimpah tidak mampu membuat rakyat hidup dalam kebaikan. Justru sebaliknya, rakyat hidup dalam penderitaan. Semua potensi dan kekayaan alam yang dimiliki seolah tidak memberikan arti apa-apa buat hidup rakyat.
Oleh karena itu, setelah kami melihat, mencermati dan menganalisa fakta kerusakan yang ada serta merumuskan kondisi ideal, maka demi Allah, Zat yang jiwa kami berada dalam genggaman-Nya, kami mahasiswa Indonesia bersumpah :
- Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa sistem sekuler, baik berbentuk kapitalis-demokrasi maupun sosialis-komunis adalah sumber penderitaan rakyat dan sangat membahayakan eksistensi Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
- Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa kedaulatan sepenuhnya harus dikembalikan kepada Allah SWT – Sang Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan - untuk menentukan masa depan Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
- Dengan sepenuh jiwa, kami akan terus berjuang tanpa lelah untuk tegaknya syari’ah Islam dalam naungan Negara Khilafah Islamiyah sebagai solusi tuntas problematika masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
- Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan kepada semua pihak bahwa perjuangan yang kami lakukan adalah dengan seruan dan tantangan intelektual tanpa kekerasan.
- Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan bahwa perjuangan yang kami lakukan bukanlah sebatas tuntutan sejarah tetapi adalah konsekuensi iman yang mendalam kepada Allah SWT. (eramuslim.com, 19/10/2009)