Islam Australia Dibawa Pelaut Makassar Dibawa
By Republika Newsroom
Kamis, 22 Oktober 2009
Pada tanggal 4 hingga 13 Oktober 2009 lalu, wartawan Republika, Syahruddin El-Fikri, atas undangan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, ikut dalam program "International Media Visit". Ia berkesempatan meliput kegiatan umat Islam di sana. Berikut laporannya.
Sebuah tanya mengemuka. Bagaimana agama Islam masuk ke Australia? Dr H Amin Hady, ketua Federasi Informasi dan Studi Islam (FISI) Australia, memiliki jawabannya. Ia mengungkapkan, Islam masuk ke Australia sejak abad ke-16 dan 17.
Pertama kali, ujar Hady, agama Islam dibawa oleh para nelayan dan pelaut yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. ''Mereka tiba di pesisir utara wilayah Australia Barat, Australia Utara, dan Queensland,'' ujarnya.
Para nelayan dan pelaut itu, kemudian menjalin hubungan dagang dengan penduduk asli Australia. Selain itu, mereka juga mencari teripang yang kemudian dijual sebagai makanan di pasar Cina. Hady pun menyuguhkan sejumlah bukti.
Kedatangan Muslim Makassar ke negeri tersebut, dapat diketahui dari kesamaan bahasa Makassar dengan penduduk asli di wilayah pesisir Australia. Bahkan, di beberapa gua di permukiman Aborigin, terdapat lukisan perahu tradisional para nelayan Makassar.
Tak hanya itu, ada juga sejumlah peninggalan para nelayan dan pelaut Makassar di permukiman Aborigin di pesisir barat dan utara Australia. Di Museum Nasional Australia, juga terdapat sejumlah benda yang diyakini sebagai milik para nelayan Makassar.
Benda-benda peninggalan tersebut berupa tempat penggorengan ikan, tempat memasak, dan miniatur kapal atau perahu orang-orang Makassar zaman dulu. Namun, benda-benda itu sudah tak utuh lagi karena telah ada yang lapuk dimakan usia.
Di dalam museum tersebut, juga ada beberapa gambar yang menjelaskan saat-saat awal kedatangan perahu nelayan Muslim Makassar. Michael Pickering, kurator, yang menjadi pemandu rombongan wartawan Indonesia, memberikan sejumlah pejelasan. Pickering menggambarkan beragam kehidupan penduduk Aborigin sebelum kedatangan nelayan dan pelaut Makassar, hingga akhirnya mereka belajar dari para Muslim Makassar ketika telah tiba di wilayah pesisir Australia.
Sumber resmi Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia menyebutkan, orang-orang Makassar ada pula yang melakukan pernikahan dengan warga Aborigin. Setelah sekian lama menetap dan berketurunan, orang-orang Makassar itu ada juga yang meninggal di Australia.
Beberapa lokasi pemakaman orang-orang Makassar, jelas Pickering, bisa ditemukan di sepanjang garis pantai Australia. Amin Hady menambahkan, selanjutnya, agama Islam masuk ke Australia melalui perantaraan Muslim asal Timur Tengah.
Mereka berasal dari Afghanistan, Lebanon, Pakistan, Bangladesh, Arab Saudi, Sudan, Somalia, dan negara lainnya. Ini terjadi pada 1795. Komunitas Muslim ini, masuk ke Australia melalui jalur pengungsi atau kemanusiaan akibat konflik di negara mereka. Pada 1861, para pengungsi asal Afghanistan mendirikan sebuah masjid di Australia. Tepatnya di Marree, sebuah wilayah yang ada di sebelah utara Australia Selatan. Pada 1890, masjid besar pertama dibangun di Adelaide.
Setahun kemudian, pada 1891, berdiri lagi sebuah masjid di Broken Hill, New South Wales (NSW). Secara keseluruhan, jumlah masjid di seluruh wilayah Australia mencapai 200 unit. Berdasarkan data sensus pemerintah Australia pada 2006, jumlah Muslim sekitar 340 ribu orang.
Namun, Hady menyatakan, jumlah Muslim di Australia lebih tinggi dari data sensus pemerintah. Jumlahnya, kata dia, bisa mencapai 600 ribu jiwa. Ini sama dengan 2,7 persen dari seluruh penduduk Australia yang berjumlah 22 juta jiwa.
Hady mengatakan, komunitas Muslim di Australia tersebar di delapan negara bagian. Mereka tinggal di Sydney (New South Wales), Melbourne (Victoria), Brisbane (Queensland), Perth (Western Australia), South Australia, Northen Teritory, Darwin, dan Tasmania.
Beberapa tokoh Islam, jelas Hady, mendirikan organisasi Islam untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang Islam. Organisasi Islam tersebut adalah Federasi Dewan Islam Australia, Federasi Informasi dan Studi Islam, Dewan Koordinasi Islam, dan sejumlah organisasi lainnya.
Kamis, 22 Oktober 2009
Pada tanggal 4 hingga 13 Oktober 2009 lalu, wartawan Republika, Syahruddin El-Fikri, atas undangan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia, ikut dalam program "International Media Visit". Ia berkesempatan meliput kegiatan umat Islam di sana. Berikut laporannya.
Sebuah tanya mengemuka. Bagaimana agama Islam masuk ke Australia? Dr H Amin Hady, ketua Federasi Informasi dan Studi Islam (FISI) Australia, memiliki jawabannya. Ia mengungkapkan, Islam masuk ke Australia sejak abad ke-16 dan 17.
Pertama kali, ujar Hady, agama Islam dibawa oleh para nelayan dan pelaut yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. ''Mereka tiba di pesisir utara wilayah Australia Barat, Australia Utara, dan Queensland,'' ujarnya.
Para nelayan dan pelaut itu, kemudian menjalin hubungan dagang dengan penduduk asli Australia. Selain itu, mereka juga mencari teripang yang kemudian dijual sebagai makanan di pasar Cina. Hady pun menyuguhkan sejumlah bukti.
Kedatangan Muslim Makassar ke negeri tersebut, dapat diketahui dari kesamaan bahasa Makassar dengan penduduk asli di wilayah pesisir Australia. Bahkan, di beberapa gua di permukiman Aborigin, terdapat lukisan perahu tradisional para nelayan Makassar.
Tak hanya itu, ada juga sejumlah peninggalan para nelayan dan pelaut Makassar di permukiman Aborigin di pesisir barat dan utara Australia. Di Museum Nasional Australia, juga terdapat sejumlah benda yang diyakini sebagai milik para nelayan Makassar.
Benda-benda peninggalan tersebut berupa tempat penggorengan ikan, tempat memasak, dan miniatur kapal atau perahu orang-orang Makassar zaman dulu. Namun, benda-benda itu sudah tak utuh lagi karena telah ada yang lapuk dimakan usia.
Di dalam museum tersebut, juga ada beberapa gambar yang menjelaskan saat-saat awal kedatangan perahu nelayan Muslim Makassar. Michael Pickering, kurator, yang menjadi pemandu rombongan wartawan Indonesia, memberikan sejumlah pejelasan. Pickering menggambarkan beragam kehidupan penduduk Aborigin sebelum kedatangan nelayan dan pelaut Makassar, hingga akhirnya mereka belajar dari para Muslim Makassar ketika telah tiba di wilayah pesisir Australia.
Sumber resmi Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia menyebutkan, orang-orang Makassar ada pula yang melakukan pernikahan dengan warga Aborigin. Setelah sekian lama menetap dan berketurunan, orang-orang Makassar itu ada juga yang meninggal di Australia.
Beberapa lokasi pemakaman orang-orang Makassar, jelas Pickering, bisa ditemukan di sepanjang garis pantai Australia. Amin Hady menambahkan, selanjutnya, agama Islam masuk ke Australia melalui perantaraan Muslim asal Timur Tengah.
Mereka berasal dari Afghanistan, Lebanon, Pakistan, Bangladesh, Arab Saudi, Sudan, Somalia, dan negara lainnya. Ini terjadi pada 1795. Komunitas Muslim ini, masuk ke Australia melalui jalur pengungsi atau kemanusiaan akibat konflik di negara mereka. Pada 1861, para pengungsi asal Afghanistan mendirikan sebuah masjid di Australia. Tepatnya di Marree, sebuah wilayah yang ada di sebelah utara Australia Selatan. Pada 1890, masjid besar pertama dibangun di Adelaide.
Setahun kemudian, pada 1891, berdiri lagi sebuah masjid di Broken Hill, New South Wales (NSW). Secara keseluruhan, jumlah masjid di seluruh wilayah Australia mencapai 200 unit. Berdasarkan data sensus pemerintah Australia pada 2006, jumlah Muslim sekitar 340 ribu orang.
Namun, Hady menyatakan, jumlah Muslim di Australia lebih tinggi dari data sensus pemerintah. Jumlahnya, kata dia, bisa mencapai 600 ribu jiwa. Ini sama dengan 2,7 persen dari seluruh penduduk Australia yang berjumlah 22 juta jiwa.
Hady mengatakan, komunitas Muslim di Australia tersebar di delapan negara bagian. Mereka tinggal di Sydney (New South Wales), Melbourne (Victoria), Brisbane (Queensland), Perth (Western Australia), South Australia, Northen Teritory, Darwin, dan Tasmania.
Beberapa tokoh Islam, jelas Hady, mendirikan organisasi Islam untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang Islam. Organisasi Islam tersebut adalah Federasi Dewan Islam Australia, Federasi Informasi dan Studi Islam, Dewan Koordinasi Islam, dan sejumlah organisasi lainnya.
Labels: Berita Luar Negeri
Cetak halaman ini