Israel Lancarkan Serangan Udara ke Gaza
GAZA- Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza pada Selasa, menyasar terowongan di sepanjang perbatasan dengan Mesir dan satu gedung kosong, kata pejabat Hamas.
Tentara tidak menanggapi masalah serangan itu, yang terjadi sehari sesudah dua peledakan, yang dikatakan berasal dari wilayah kekuasaan Hamas Gaza, terdampar di pantai Israel.
Tidak ada laporan tentang korban pemboman itu, yang saksi katakan dilakukan jet tempur angkatan udara Israel, atas bandar udara tak terpakai dan terowongan, yang Israel katakan dipakai untuk menyelundupkan senjata ke wilayah pantai tersebut.
Serangan itu terjadi sesaat sesudah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada jumpa pers bersama Perdana Menteri Italia Siivio Berlusconi menyatakan Israel akan menanggapi masalah peledak itu, yang ditemukan di pantai negara Yahudi tersebut.
Pejuang Palestina dari wilayah dikucilkan tersebut menyatakan bertanggung jawab atas yang Israel sebut upaya serangan jenis biasa itu.
Sebagian besar serangan dari Gaza pada beberapa tahun belakangan berupa penembakan roket atas kota Israel.
Kelompok Jihad Islam menyatakan melarung peledak ke laut dalam gerakan gabungan dengan dua kelompok lain, termasuk Brigade Martir Aqsa gerakan Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Hamas, yang menguasai Gaza pada 2007, secara umum mengandalkan pejuangnya sejak perang habis-habisan dengan Israel setahun lalu, yang menewaskan 1.400 warga Palestina dan 13 orang Israel.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dua tahun lalu, masih terlibat dalam perang dengan Israel, yang menarik diri dari wilayah pesisir itu pada 2005, namun tetap mengucilkannya.
Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.
Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.
Gerakan “Cast Lead” Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, yang dinyatakan bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza.
Pasukan Israel juga berulang kali membom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai gempuran pada 27 Desember 2008 dalam upaya menghancurkan terowongan penyelundup, yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.
Angkatan udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza, yang dikucilkan dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.
Terowongan lintas perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena pengucilan Israel sejak Hamas menguasainya.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah, yang setia pada Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu, wilayah pesisir miskin tersebut dikucilkan Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah, Jalur Gaza –yang dikuasai Hamas– dan Tepi Barat, yang berada di bawah pemerintahan Abbas. (ANTARA, 3/2/2010)
Tentara tidak menanggapi masalah serangan itu, yang terjadi sehari sesudah dua peledakan, yang dikatakan berasal dari wilayah kekuasaan Hamas Gaza, terdampar di pantai Israel.
Tidak ada laporan tentang korban pemboman itu, yang saksi katakan dilakukan jet tempur angkatan udara Israel, atas bandar udara tak terpakai dan terowongan, yang Israel katakan dipakai untuk menyelundupkan senjata ke wilayah pantai tersebut.
Serangan itu terjadi sesaat sesudah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada jumpa pers bersama Perdana Menteri Italia Siivio Berlusconi menyatakan Israel akan menanggapi masalah peledak itu, yang ditemukan di pantai negara Yahudi tersebut.
Pejuang Palestina dari wilayah dikucilkan tersebut menyatakan bertanggung jawab atas yang Israel sebut upaya serangan jenis biasa itu.
Sebagian besar serangan dari Gaza pada beberapa tahun belakangan berupa penembakan roket atas kota Israel.
Kelompok Jihad Islam menyatakan melarung peledak ke laut dalam gerakan gabungan dengan dua kelompok lain, termasuk Brigade Martir Aqsa gerakan Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Hamas, yang menguasai Gaza pada 2007, secara umum mengandalkan pejuangnya sejak perang habis-habisan dengan Israel setahun lalu, yang menewaskan 1.400 warga Palestina dan 13 orang Israel.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza dua tahun lalu, masih terlibat dalam perang dengan Israel, yang menarik diri dari wilayah pesisir itu pada 2005, namun tetap mengucilkannya.
Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.
Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.
Gerakan “Cast Lead” Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, yang dinyatakan bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza.
Pasukan Israel juga berulang kali membom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai gempuran pada 27 Desember 2008 dalam upaya menghancurkan terowongan penyelundup, yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.
Angkatan udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza, yang dikucilkan dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.
Terowongan lintas perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena pengucilan Israel sejak Hamas menguasainya.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah, yang setia pada Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu, wilayah pesisir miskin tersebut dikucilkan Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah, Jalur Gaza –yang dikuasai Hamas– dan Tepi Barat, yang berada di bawah pemerintahan Abbas. (ANTARA, 3/2/2010)
Labels: Berita Luar Negeri
Cetak halaman ini