Pembangunan Permukiman Yahudi di Yerusalem Timur Disetujui
JERUSALEM-Israel akhirnya benar-benar akan menambah lagi permukiman di Yerusalem Timur, wilayah yang masih menjadi sengketa dengan Palestina. Hal tersebut setelah pemerintah Israel menyepakati pembangunan empat apartemen baru di wilayah tersebut.
Juru bicara wali kota Yerusalem, Nir Barkat, mengkonfirmasi bahwa komite perencanaan lokal Yerusalem Senin (4/1) waktu setempat menyepakati proyek tersebut sehingga konstruksi bisa segera dimulai. Sebelumnya, Israel merencanakan membangun 700 apartemen di Yerusalem Timur.
Menanggapi hal tersebut, negosiator Palestina, Saeb Erekat, kembali memberikan kecaman seperti sebelum-sebelumnya. Ia mengatakan jika Israel benar-benar berniat memulai pembicaraan damai maka mereka harus menghentikan pembangunan permukiman di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.
Perwakilan Obama di Timur Tengah, George Mitchell, rencananya akan mengunjungi Israel dan Palestina beberapa hari lagi untuk mendorong kembali pembicaraan damai Israel-Palestina. Kepala Urusan Pers Gedung Putih, Robert Gibbs, menyatakan baik Palestina maupun Israel harus bersiap melangsungkan pembicaraan damai sesegera mungkin.
Yerusalem selama ini menjadi masalah terpanas Israel dengan Palestina. Wilayah yang diinginkan Palestina menjadi ibukota mereka di masa depan itu menjadi kunci dimulai kembalinya pembicaraan damai keduanya. Palestina menolak memulai pembicaraan tersebut selama masih dibangun permukiman Yahudi di wilayah tersebut.
November lalu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan akan menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat selama 10 bulan. Meskipun demikian pembangunan permukiman di Yerusalem Timur akan tetap berjalan tanpa adanya larangan.
2003 lalu, Israel pernah berkomitmen untuk membekukan seluruh pembangunan permukiman dan menerapkan rencana damai yang didukung masyarakat internasional.
Israel merebut wilayah Yerusalem Timur dan Tepi Barat dari tangan Yordania pada 1967 silam, saat perang Timur Tengah. Israel tidak menganggap pembangunan di Yerusalem Timur sebagai pendudukan karena mereka telah menganeksasi wilayah tersebut begitu merebutnya dari Yordania. Israel menyatakan tidak akan menyerahkan sejengkal bagian pun wilayah tersebut kepada pihak lain.
Masalah pembangunan permukiman di Yerusalem Timur ini merupakan konflik kedua antara Israel-Palestina dalam pekan ini. Selasa (5/1) waktu setempat, serangan udara Israel membunuh seorang pejuang Palestina di selatan Jalur Gaza. Serangan Israel tersebut juga melukai dua pejuang Palestina yang lain. (Republika online, 6/1/2010)
Juru bicara wali kota Yerusalem, Nir Barkat, mengkonfirmasi bahwa komite perencanaan lokal Yerusalem Senin (4/1) waktu setempat menyepakati proyek tersebut sehingga konstruksi bisa segera dimulai. Sebelumnya, Israel merencanakan membangun 700 apartemen di Yerusalem Timur.
Menanggapi hal tersebut, negosiator Palestina, Saeb Erekat, kembali memberikan kecaman seperti sebelum-sebelumnya. Ia mengatakan jika Israel benar-benar berniat memulai pembicaraan damai maka mereka harus menghentikan pembangunan permukiman di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.
Perwakilan Obama di Timur Tengah, George Mitchell, rencananya akan mengunjungi Israel dan Palestina beberapa hari lagi untuk mendorong kembali pembicaraan damai Israel-Palestina. Kepala Urusan Pers Gedung Putih, Robert Gibbs, menyatakan baik Palestina maupun Israel harus bersiap melangsungkan pembicaraan damai sesegera mungkin.
Yerusalem selama ini menjadi masalah terpanas Israel dengan Palestina. Wilayah yang diinginkan Palestina menjadi ibukota mereka di masa depan itu menjadi kunci dimulai kembalinya pembicaraan damai keduanya. Palestina menolak memulai pembicaraan tersebut selama masih dibangun permukiman Yahudi di wilayah tersebut.
November lalu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan akan menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat selama 10 bulan. Meskipun demikian pembangunan permukiman di Yerusalem Timur akan tetap berjalan tanpa adanya larangan.
2003 lalu, Israel pernah berkomitmen untuk membekukan seluruh pembangunan permukiman dan menerapkan rencana damai yang didukung masyarakat internasional.
Israel merebut wilayah Yerusalem Timur dan Tepi Barat dari tangan Yordania pada 1967 silam, saat perang Timur Tengah. Israel tidak menganggap pembangunan di Yerusalem Timur sebagai pendudukan karena mereka telah menganeksasi wilayah tersebut begitu merebutnya dari Yordania. Israel menyatakan tidak akan menyerahkan sejengkal bagian pun wilayah tersebut kepada pihak lain.
Masalah pembangunan permukiman di Yerusalem Timur ini merupakan konflik kedua antara Israel-Palestina dalam pekan ini. Selasa (5/1) waktu setempat, serangan udara Israel membunuh seorang pejuang Palestina di selatan Jalur Gaza. Serangan Israel tersebut juga melukai dua pejuang Palestina yang lain. (Republika online, 6/1/2010)
Labels: Berita Luar Negeri
Cetak halaman ini