Mengentalkan Darah Juang
Oleh: El Jundi
Rabu, 6 Januari 2010
Dalam perjuangan penegakkan khilafah yang difahami sebagai sebuah kewajiban, para pejuang harus memiliki Iman yang kokoh dan hati yang ikhlas dengan segala pengorbanan-pengorbanan meski terkadang kehidupan terasa pahit. Selama pejuang Islam belum memiliki kekuatan untuk tersenyum tatkala menjalani cobaan hidup selama itu pula mereka belum cukup kekuatan untuk menerima hadiah yang di cita-citakannya dari Allah. Selama mereka belum kuat memikul susah, hakikatnya mereka belum kuat memikul senang!
Rabu, 6 Januari 2010
Dalam perjuangan penegakkan khilafah yang difahami sebagai sebuah kewajiban, para pejuang harus memiliki Iman yang kokoh dan hati yang ikhlas dengan segala pengorbanan-pengorbanan meski terkadang kehidupan terasa pahit. Selama pejuang Islam belum memiliki kekuatan untuk tersenyum tatkala menjalani cobaan hidup selama itu pula mereka belum cukup kekuatan untuk menerima hadiah yang di cita-citakannya dari Allah. Selama mereka belum kuat memikul susah, hakikatnya mereka belum kuat memikul senang!
Tidak ada satu hal besar bisa tercapai kecuali dengan pengorbanan yang juga besar. Untuk perjuangan yang maha besar ini dituntut keihklasan. Ikhlas itu berarti menunaikan kewajiban dengan tidak menyebut-nyebut saya sudah melakukan ini itu dengan maksud riya, tidak pula mengira-ngira apa yang nanti akan jadi buahnya, serta tidak membilang apa yang nanti akan jadi kesudahannya.
Dengan keimanan yang padu, dan keyakinan akan kejayaan hari kemudian, bahwa satu hari pasti datang, yang matahari itu terbit, maka perjuangan ini melaju dengan tidak goyah meski selangkah. Dari pengorbanan-pengorbanan hari sekarang maka hari kemudian akan wujud, dari perjuangan hari sekarang maka Indonesia baru akan lahir, tentunya labih besar dan kuat dari Indonesia hari ini, lebih mulia daripada Indonesia yang dahulu. Indonesia yang dahulu adalah Indonesia yang dijajah, Indonesia yang sekarang adalah Indonesia yang di kuras bak sapi perah, hanya dengan perjuangan yang penuh Iman kepada Allah semua ini dapat di ubah. Yakin bahwa Allah bersama kita, melihat kita dan akan menolong kita dalam perjuangan menegakkan Islam yang kita lakukan.
Kebangkitan Iman akan melahirkan kebangkitan yang hakiki. Berbuat dengan Iman menjadikan kita punya harapan dan kepercayaan atas diri sendiri; berbuat dengan Iman tidaklah menjadikan dunia kita pahit-pahit; memiliki Iman berarti berbuat dengan sikap tertentu; memiliki Iman berarti keluar dari ranah Nihilisme, tidak berada dalam kegelapan, tidak buta, tidak berputus asa, melainkan berbesar hati, tersenyum atas segenap rintangan-rintangan yang menghalangi.
Oleh karena itu pula Iman masyarakat semuanya harus dibangun dengan sejernih-jernihnya. Iman yang melahirkan semangat, Iman yang melahirkan tindakan dan perbuatan. Sebab selama Iman belum bangun dan menyala selama itu akan sia-sialah perbuatan kita. Selama Iman masih mati atau diperbudak selama itu tidaklah dapat melahirkan suatu perbuatan dan upaya yang luhur untuk kebangkitan.
Jikalau Iman sudah bangkit dan bersinar tiadalah kekuatan duniawi yang mampu memadamkan nyalanya! Tidak ada satu bendungan raksasapun yang sanggup menahan aliran kebangkitan Islam ketika Iman sudah tertanam dan hidup didada kaum muslim. Walaupun orang-orang yang merasa kepentigannya terancam akan kebangkitan Islam berusaha menghalang-halangi, mengkerdilkan dan bahkan membinasakan. Tetapi semangat yang lahir dari Iman yang berkilau tidaklah dapat dibinasakan. Mungkin saja musuh-musuh Islam mengerangkeng pejuang Islam dengan rantai tetapi tidak ada satu kelalimanpun yang dapat merantai Iman, sebab Iman menolak penindasan dan menghendaki kemerdekaan. Dengan suatu keyakinan bahwa hukum Allah yang Maha tinggi dari pada hukum manusia membenarkan tindakan pejuang Islam.
Keyakinan inilah yang memberi kekuatan bathin pada pejuang Islam, memberikan kekokohan bertindak pada mereka, memberi kekuatan tersenyum disaat rintangan begitu hebat. Imanlah yang mengentalkan darah juang kita!!
Dengan keimanan yang padu, dan keyakinan akan kejayaan hari kemudian, bahwa satu hari pasti datang, yang matahari itu terbit, maka perjuangan ini melaju dengan tidak goyah meski selangkah. Dari pengorbanan-pengorbanan hari sekarang maka hari kemudian akan wujud, dari perjuangan hari sekarang maka Indonesia baru akan lahir, tentunya labih besar dan kuat dari Indonesia hari ini, lebih mulia daripada Indonesia yang dahulu. Indonesia yang dahulu adalah Indonesia yang dijajah, Indonesia yang sekarang adalah Indonesia yang di kuras bak sapi perah, hanya dengan perjuangan yang penuh Iman kepada Allah semua ini dapat di ubah. Yakin bahwa Allah bersama kita, melihat kita dan akan menolong kita dalam perjuangan menegakkan Islam yang kita lakukan.
Kebangkitan Iman akan melahirkan kebangkitan yang hakiki. Berbuat dengan Iman menjadikan kita punya harapan dan kepercayaan atas diri sendiri; berbuat dengan Iman tidaklah menjadikan dunia kita pahit-pahit; memiliki Iman berarti berbuat dengan sikap tertentu; memiliki Iman berarti keluar dari ranah Nihilisme, tidak berada dalam kegelapan, tidak buta, tidak berputus asa, melainkan berbesar hati, tersenyum atas segenap rintangan-rintangan yang menghalangi.
Oleh karena itu pula Iman masyarakat semuanya harus dibangun dengan sejernih-jernihnya. Iman yang melahirkan semangat, Iman yang melahirkan tindakan dan perbuatan. Sebab selama Iman belum bangun dan menyala selama itu akan sia-sialah perbuatan kita. Selama Iman masih mati atau diperbudak selama itu tidaklah dapat melahirkan suatu perbuatan dan upaya yang luhur untuk kebangkitan.
Jikalau Iman sudah bangkit dan bersinar tiadalah kekuatan duniawi yang mampu memadamkan nyalanya! Tidak ada satu bendungan raksasapun yang sanggup menahan aliran kebangkitan Islam ketika Iman sudah tertanam dan hidup didada kaum muslim. Walaupun orang-orang yang merasa kepentigannya terancam akan kebangkitan Islam berusaha menghalang-halangi, mengkerdilkan dan bahkan membinasakan. Tetapi semangat yang lahir dari Iman yang berkilau tidaklah dapat dibinasakan. Mungkin saja musuh-musuh Islam mengerangkeng pejuang Islam dengan rantai tetapi tidak ada satu kelalimanpun yang dapat merantai Iman, sebab Iman menolak penindasan dan menghendaki kemerdekaan. Dengan suatu keyakinan bahwa hukum Allah yang Maha tinggi dari pada hukum manusia membenarkan tindakan pejuang Islam.
Keyakinan inilah yang memberi kekuatan bathin pada pejuang Islam, memberikan kekokohan bertindak pada mereka, memberi kekuatan tersenyum disaat rintangan begitu hebat. Imanlah yang mengentalkan darah juang kita!!
http://dakwahkampus.com/index.php/Mengentalkan-Darah-Juang.html
Labels: Dakwah
Cetak halaman ini